About Template

Jumat, 14 Oktober 2011

Kisah Masuk Islamnya Abu Bakar As-Syidiq Pada awal Rosullah SAW pertama kali, diangkat menjadi Rosul pada tahun 610 M dengan kedatangan wah yu pertama di dalam gua Hira, akni Surah Al-Alaq, dan tiga tahun kemudian ada perintah un tuk menjalankan dakwah secara terbuka. Pada saat itu, Abu Bakar ibnu Abi Quhafah sedang berada di yaman. Dalam sebuah riwayat yang berasal dari Abdullah ibnu mas'ud,dikisahkan bahwa ditengah perjalannannya, Abu Bakar menemui seorang lelaki tua dari kabillah Azd lelaki ini telah mempelajari kitab suci-kitab suci yang diturunkan sebelumnya ia mengatakan kepada Abu Bakar bahwa telah tiba waktunya seorang nabi dari suku quraisy diutus di mekkah. Ia juga melihat tanda-tanda yang menunjukan bahwa Abu Bakar akan menjadi salah satu pembantu terdekat nabi ini dalam menyampaikan risalahnya. Pada akhr pertemuan, lelaki itu berkata kpada Abu Bakar, "jangan pernah berpaling dari kebenaran.berpegang tegulah pada jalan yang benar dan lurus. takutlah kepada Allah dalam segala hal yang di anugerahkan-Nya kepadamu!" Abu Bakarpun meneruskan perjalananya.sebelum pulang ke mekkah, Abu Bakar sekali lagi mengunjungi lelaki tua itu, lelaki itu mengubah beberapa syair pujian untuk sang nabi yang di tunggu-tunggu dan berpesan kepada Abu Bakar, jika Abu Bakar nanti bertemu dengan sang nabi,untuk menyampaikan syair-syair itu kepadanya. Sesampainya di mekkah, Abu Bakar dikejutkan oleh kunjungan mendadak pemuka Quraisy, diantaranya, Abu Jahal dan Abul Bakhtiar. Biasnya, mereka menunggu Abu Bakar ditempat pertemuan, bukan berkunjung kerumahnya. Abu Bakar bartanya,"ada apa?apakah kalian tertimpah musibah? atau ada perkara penting yang kalian ingin sampaikan? "wahai Abu Bakar, "jwb mereka, "orang-orang ramai menceritakan peristiwa penting, Muhammad anak yatim yang di asuh oleh abu thalib itu, mengira bahwa dirinya adalah nabi. Kalau bukan karena engkau,tentu kami telah bereskan persoalan ini. Sekarang, ketika engkau datang, engkaulah yang kami harap menyelesaikannya." Abu Bakar medengarkan mereka dengan penuh perhatian hingga akhirnya mereka pergi. Kemudian Abu Bakar mencari tahu dimana Muhammad beradai. Ia mendengar bahwa Muhammad ada dirumah khadijah. Ia pun bergegas kesana. Begitu bertemu dengan Muhammad, Abu Bakar langsung bertanya mengapa ia menentang agama leluhur yang telah dianut masyarakatya sekian lama. Rosulullah menjawab "wahai Abu Bakar,aku adalah utusan Allah kepadamu dan kepada seluruh manusia. aka berimanlah kepada Allah. “Abu Bakar kembali bertanya,"bukti apa yang kau miliki?" "lelaki tua yang menemui mu di Yaman" lelaki tua yang mana?" "lelaki tua yang menitipkan beberapa syair untuku." Abu Bakar terkejut."siapa yang memberitahumu tentang hal itu?" "ulurkan tanganmu, Muhammad, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan engkau Rosulullah." Istri Abu Bakar — Qutaylah binti Abdul Uzza — tidak menerima Islam sebagai agamanya sehingga Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Um Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua anaknya, kecuali ‘Abdur Rahman ibn Abu Bakar, menerima Islam. Sehingga ia dan ‘Abdur Rahman berpisah. Masuk Islamnya Abu Bakar berpengaruh besar dalam Islam. Teman-teman dekatnya diajak untuk masuk Islam. Mereka yang masuk Islam karena diajak oleh Abu Bakar adalah : • Utsman bin Affan (yang akan menjadi Khalifah ketiga) • Az-Zubair • Talhah • Abdur Rahman bin Auf • Sa`ad ibn Abi Waqqas • Umar ibn Masoan • Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah • Abdullah bin Abdul Asad • Abu Salma • Khalid bin Sa`id • Abu Hudhaifah bin Al-Mughirah PENYIKSAAN OLEH QURAISY Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Abu Bakar juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan. Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad SAW pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah. Sumber: • Sejarah Daulah Khulafaur Rasyidin, Joesoef Sou’yb, Jakarta: Bulan Bintang, 1997. • Artikel Majelis Ta'lim Basaudan. Asbabul Nuzul Surat al-Imran ayat 144 وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ (١٤٤) 144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? . Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”. Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad hanyalah seorang Rasul Allah Kalau dia mati terbunuh, maka itu adalah hal biasa sebagaimana telah terjadi pula pada nabi-nabi dan rasul-rasul sebelumnya. Ada yang mati biasa dan ada yang terbunuh. Mengapa ada di antara kaum muslimin yang murtad disebabkan mendengar berita Muhammad telah mati terbunuh? Ketahuilah bahwa orang yang berbalik ke belakang (murtad) tidak akan menimbulkan sesuatu mudarat kepada Allah. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur kepada-Nya. Pengertian bersyukur yang biasa diartikan terima kasih. Yang dimaksud dengan berterima kasih dalam ayat ini bukanlah sekadar ucapan tetapi dengan suatu perbuatan dan bukti yang nyata. Bersyukur kepada manusia ialah berbuat baik kepadanya sebagai balas jasa, sedang bersyukur kepada Allah ialah berbakti kepada-Nya, sesuai dengan perintah-Nya. Di dalam menegakkan kebenaran, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh, berjuang dengan penuh iman dan kesabaran dan rela menerima segala macam cobaan dan penderitaan. Orang-orang semacam inilah yang benar-benar bersyukur kepada Allah dan yang pasti akan mendapat balasan yang dijanjikan-Nya.(Tafsir DEPAG) Imâm Jalâludin as-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 4, 3/ali-‘Imran) dengan menisbahkan kepada Ibnu al-Mundzîr dalam Tafsîr Ibnu al-Mundzirnya: “Dikemukakan oleh Ibnu al-Mundzîr yang bersumber dari Umar bin al-Khatthab. Umar bin al-Khatthab berkata: “Kami (para sahabat) terpisah dari Rasulullah SAW. pada perang Uhud, lalu kami (para sahabat) naik gunung mendengar orang-orang Yahudi berteriak: “(Nabi) Muhammad telah terbunuh!”. Saya pun berteriak: “Telingaku tidak mau mendengar seorang pun yang berkata (Nabi) Muhammad terbunuh, dia pasti kupancung lehernya”. Lalu saya (Umar bin al-Khatthab) melihat Rasulullah SAW. dan orang-orang yang mendampingi Beliau kembali ke posnya masing-masing. Maka turunlah ayat tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar